Ada berbagai jenis contoh jurnal khusus beserta pengertiannya. Dari segi namanya sendiri, jurnal khusus dibuat untuk melakukan pencatatan jenis transaksi tertentu yang memiliki informasi penting. Itulah mengapa perlu dibedakan antara jurnal umum dan jurnal khusus. Tanpa perlu berlama-lama lagi, mari mengenal jurnal khusus secara lebih mendalam di bawah ini.
Apa Itu Jurnal Khusus?
Sesuai penjelasan di atas, jurnal khusus adalah semua jurnal yang dibuat untuk mencatatkan transaksi tertentu dengan informasi penting. Namun apa bedanya dengan jurnal umum? Jurnal khusus digunakan agar catatan transaksi tersebut tidak memenuhi buku besar dengan lebih cepat. Walau begitu, transaksi dari jurnal khusus akan tetap dimasukkan ke dalam buku besar umum, namun dengan bentuk ringkasan saja.
Baca Juga: Jenis Jenis Transaksi dalam Dunia Bisnis
Entri-entri di dalam jurnal khusus dibuat dalam urutan kronologis agar mengurangi kemungkinan perubahan. Penggunaan jurnal khusus sendiri memang lebih diperuntukkan bagi perusahaan besar yang melakukan banyak sekali transaksi. Jika semua transaksi dimasukkan ke dalam jurnal umum, pencarian informasi tertentu akan jauh lebih sulit. Dengan keberadaan jurnal khusus, maka transaksi khusus yang terjadi terus menerus dan bersifat sama dapat dibedakan sendiri.
Untuk perusahaan kecil dan menengah, memang masih tetap disarankan menggunakan jurnal umum saja karena jumlah transaksi yang dilakukan tidak terlalu banyak. Untuk memahami jurnal khusus lebih dalam, maka perlu pengenalan terhadap contoh-contoh jurnal khusus.
Baca Juga: Pahami Jenis-jenis Bukti Transaksi Berikut Ini
Apa Saja Contoh Jurnal Khusus?
Total ada empat macam contoh jurnal khusus, yaitu jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan jurnal pengeluaran kas. Semuanya dijelaskan secara lebih di sini.
1. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan khusus dan terperinci. Dengan adanya jurnal penjualan tersendiri, maka informasi transaksi dengan volume tinggi dapat dipisahkan dari buku besar. Jadi, isi buku besar lebih sederhana.
Perlu diketahui bahwa jurnal penjualan hanya mencatat piutang saja. Jika ada penjualan yang dilakukan secara tunai, maka tidak akan dicatat di dalam jurnal penjualan. Alih-alih dicatat di dalam jurnal penjualan, penjualan secara tunai dicatat di jurnal penerimaan kas yang termasuk dalam bagian jurnal khusus.
Beberapa informasi yang biasanya disimpan di dalam jurnal penjualan adalah tanggal transaksi, nama pelanggan, nomor faktur, dan jumlah penjualan (termasuk debit akun piutang dagang dan kredit akun penjualan).
Secara garis besar, informasi di dalam jurnal penjualan adalah rangkuman faktur yang dikeluarkan untuk para pelanggan. Transaksi penjualan per hari akan dicatat lalu disederhanakan untuk diposting di dalam buku besar pada akhir periode.
2. Jurnal Pembelian
Jurnal pembelian adalah jurnal khusus untuk mencatat semua pembelian, dari pembelian barang atau bukan barang secara kredit. Jurnal khusus yang satu ini sangat sering digunakan untuk menjadi pusat data transaksi pembelian volume besar di luar dari buku besar.
Untuk jenis-jenis transaksi yang ada di dalam jurnal pembelian mencakup pembelian perlengkapan, barang dagang, peralatan, jasa, dan aktiva lain secara kredit. Bahkan barang yang diperoleh untuk dijual kembali juga perlu dicatatkan di sini.
Sama seperti jurnal khusus lainnya, pada periode pelaporan, catatan jurnal pembelian akan diringkas untuk dimasukkan ke dalam buku besar.
3. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus untuk setiap penjualan secara tunai. Volume transaksi penjualan secara tunai dalam jumlah besar dicatatkan di dalam jurnal ini agar tidak mengacaukan laporan buku besar serta jurnal umum.
Baca Juga: Pentingnya Arus Kas Untuk Kelangsungan Bisnis
Beberapa data yang biasanya ada di dalam jurnal penerimaan kas adalah tanggal, nama pelanggan, identifikasi penerimaan uang tunai, dan kolom debit serta kredit untuk mencatat kedua sisi pada setiap entri, yaitu entri normal (untuk debit uang tunai) dan kredit (untuk penjualan).
Biasanya, ketika ada pihak yang ingin menyelidiki penerimaan kas secara spesifik, mereka perlu memulainya dari buku besar, lalu pindah ke jurnal penerimaan kas. Mereka bisa melihat transaksi penjualan tunai, penerimaan pelunasan utang, penerimaan pendapatan, dan retur pembelian secara tunai.
4. Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal khusus yang terakhir adalah jurnal pengeluaran kas. Fungsi utama dari jurnal ini adalah mencatat semua transaksi pengeluaran uang.
Beberapa transaksi yang termasuk di dalam jurnal ini adalah pembelian secara tunai, pembayaran beban, pelunasan utang, retur penjualan, dan pengambilan uang tunai untuk kebutuhan pribadi.
Khusus untuk jurnal pengeluaran kas, bentuknya akan berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. Alasannya karena kebutuhan setiap perusahaan memang berbeda-beda.
Jadi itulah penjelasan tentang pengertian dan contoh jurnal khusus yang memiliki banyak manfaat. Kamu bisa melihat bagaimana jurnal khusus dengan beberapa jenis ini telah disesuaikan tujuannya. Jadi data yang dikumpulkan dan dicatatkan tidak akan bercampur antara satu sama yang lainnya. Apalagi jika kamu memang menjalankan perusahaan besar dengan jumlah transaksi yang banyak setiap bulannya.
Selain itu, kamu juga bisa mengurus bisnis dengan lebih mudah menggunakan platform iSeller yang dapat mencatat semua inventaris bisnismu dengan mudah, hingga terdapat channel penjualan beragam. Dengan platform iSeller, bisnis kamu berada di dalam genggaman tangan saja. Pengelolaan bisnis menjadi jauh lebih mudah tanpa harus bingung. Tunggu apalagi? Dapatkan platform iSeller sekarang juga!