Break even point alias BEP merupakan satu komponen perhitungan bisnis terpenting bagi para pebisnis. Tanpa memahami cara menghitung break even point, maka pebisnis terancam mengalami kerugian mendadak. Kok bisa?
Break even point menjadi indikator dalam mengukur kesuksesan bisnis. Secara mudahnya, BEP ini bisa disebut balik modalnya dari bisnis. Tidak hanya sampai disitu saja, pengertian BEP juga bisa dijabarkan lebih luas lagi.
Secara umum, BEP terdiri dari empat komponen pokok yang terdiri dari:
- Fixed cost, yaitu biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulan yang tidak bisa terhindarkan. Contohnya adalah gaji karyawan, sewa gedung, penyusutan mesin, dan lainnya.
- Variabel cost, yaitu biaya tidak tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulannya tetapi nilainya berubah-ubah tergantung dari proses produksi. Contohnya adalah biaya listrik, internet, telepon, air, bahan baku, transport, dan lainnya.
- Price, yaitu harga yang ditentukan setelah menghitung fixed dan variable cost dengan ditambah margin keuntungan dari perusahaan. Margin yang dipilih tentunya sudah melalui perhitungan yang matang, yang pada umumnya mulai dari 20%-50% bahkan bisa lebih tergantung kebijakan perusahaan.
- Revenue, yaitu pendapatan yang diperoleh dari seluruh penjualan yang dilakukan. Semakin besar pendapatan yang didapatkan, maka menandakan bahwa bisnis itu sukses.
Bagi perusahaan yang baru memulai sebuah bisnis, perhitungan komponen-komponen BEP ini tentunya sangat penting untuk dilakukan dari awal.
Apa Manfaat Break Even Point bagi Keberlangsungan Bisnis?
BEP bisa diimplementasikan untuk bisnis skala kecil sampai besar sekalipun. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari BEP untuk bisnis yang perlu diketahui:
- Sebagai pelaku bisnis, kamu bisa mengetahui biaya bulanan tetap yang menjadi tanggung jawab rutin setiap bulannya.
- Kamu juga bisa mengetahui biaya tidak tetap setiap bulan dari proses produksi yang berjalan.
- Selain itu, kamu juga bisa menentukan harga yang pas sesuai dengan fixed dan variable cost sehingga terhindar dari salah menentukan harga.
- Margin keuntungan bisa diketahui dengan tepat.
- BEP bisa digunakan untuk menghitung berapa minimum penjualan setiap harinya agar tidak terjadi kerugian dalam bisnis.
- Adanya dampak pada perubahan harga produksi, harga jual, serta volume penjualan pada kelangsungan bisnis dapat diketahui.
- BEP menjadi salah satu indikator dalam pengambilan keputusan, kapan waktu yang tepat untuk menghentikan proses produksi atau kapan waktu untuk menambah kapasitas produksi.
- BEP juga bisa menjadi pedoman untuk memberikan berapa nilai investasi tambahan supaya bisa mengimbangi biaya produksi.
- Selain itu, BEP akan membantu perusahaan dalam melakukan efisiensi kerja agar hasilnya lebih maksimal.
- Lebih dari itu, BEP juga bisa membantu memproyeksikan keuangan dari perusahaan.
Baca juga: 6 Keuntungan Kasir Online untuk Bisnis, Sudah Coba?
Bagaimana Cara Menghitung BEP?
Cara menghitung BEP yang pertama adalah dengan menggunakan metode BEP per unit. Tolok ukur metode ini yaitu nominal fixed cost dibagi dengan harga per unit setelah dikurangi variable cost. Metode BEP per unit ini sangat cocok jika kamu ingin mengetahui kontribusi produk per unit terhadap pencapaian laba penjualan. Rumusnya adalah BEP Per Unit = Fixed Cost / (Harga Per Unit – Variable Cost Per Unit).
Cara menghitung BEP yang kedua adalah dengan berlandaskan pada nilai penjualan. BEP per penjualan adalah BEP yang dihitung berdasarkan biaya tetap lalu dibagi selisih antara harga jual dan perbandingan variable cost dengan harga. Rumusnya adalah BEP Per Penjualan = Fixed Cost / [1 – (Total Variable Cost/Harga Total)].
Kemudian, metode terakhir perhitungan BEP yaitu berdasarkan biaya pokok, minus margin laba atau harga jual. Cara untuk menghitung BEP per biaya ini paling sering digunakan, karena rumusnya jauh lebih mudah. Rumusnya adalah BEP Per Biaya = (Total Fixed Cost + Total Variable Cost) / Total Unit.
Tips Menerapkan BEP pada Bisnis Secara Efektif
Untuk bisa mengetahui titik impas dan mendapatkan hasil yang diinginkan, kamu harus bisa memantaunya dengan cara-cara berikut:
- Tinjau setiap variabel keuangan untuk menilai apakah ada biaya yang bisa diimprovisasi atau dihilangkan dengan tujuan untuk meningkatkan margin dan BEP.
- Cari tahu pendapatan penjualan satuan barang atau jasa, lalu dikurangi dengan biaya tidak tetap hingga tidak tetap. Nantinya dengan menghitung secara seksama, kamu bisa mendorong penjualan hingga margin tertinggi, dan bisa membantu mengurangi BEP.
- Outsourcing menjadi solusi untuk kamu yang sedang menyusun laporan keuangan, dan bisa mengubahnya menjadi biaya variabel per unit, sehingga perusahaan bisa lebih fokus dalam mengembangkan usaha.
- Lakukan penetapan harga, di mana ini menjadi strategi sebuah perusahaan agar dapat berkonsentrasi dari deregulasi dan persaingan pasar secara global yang semakin tinggi. Bagi mereka yang baru memasuki bisnis, sebaiknya meningkatkan harga secara bertahap agar bisa diterima oleh konsumen.
Baca juga: Revenue Stream 101: Kenali & Optimalkan Keuntungannya
Untuk menjalankan bisnis hingga bisa mencapai keuntungan maksimal, jangan lupa untuk mengandalkan sistem iSeller. Mulai dari inventaris, marketing, promosi, hingga channel penjualan yang lengkap, semuanya bisa diakses dengan mudah melalui ponsel maupun web. Registrasi sekarang dan ketahui bagaimana iSeller akan memudahkan kamu dalam menjalankan bisnis hingga sukses.