Pernah mendengar istilah cost cutting dan cost reduction? Keduanya sering digunakan untuk mengatasi problem pengelolaan anggaran perusahaan. Kira-kira, apa perbedaan keduanya dan apa tujuan dilakukannya cost reduction dalam bisnis?
Cost cutting (pemangkasan biaya) artinya adalah inisiatif yang menitikberatkan pada pengurangan biaya melalui berbagai cara yang dilakukan satu waktu. Tujuan dilakukannya cost cutting ini yaitu untuk menghemat pengeluaran demi menjaga kesehatan finansial sebuah perusahaan atau organisasi.
Upaya-upaya pemangkasan biaya sering digunakan oleh perusahaan untuk menjaga bisnis supaya tetap berkelanjutan dalam periode ekonomi yang sulit. Beberapa contohnya adalah pemutusan hubungan kerja, pengurangan gaji, pemotongan tunjangan, merumahkan karyawan, memberi opsi kerja dari rumah, pemotongan jam kerja, penghematan sumber daya yang dibutuhkan, hingga pindah kantor dengan biaya sewa yang lebih murah.
Di sisi lain, cost reduction (pengurangan biaya) merupakan sebuah strategi menekan biaya demi meningkatkan, mempertahankan atau mencegah menurunnya keuntungan terlalu dalam. Cost reduction ini juga diartikan sebagai suatu proses menghilangkan waste dan meningkatkan proses bisnis, dengan tujuan untuk mengurangi overhead atau harga pokok penjualan.
Apa Tujuan Cost Reduction dalam Bisnis?
Melakukan cost reduction, itu artinya kamu harus memangkas biaya yang tidak memberikan keuntungan dari bisnis untuk meningkatkan laba, dan tentunya tanpa berdampak negatif pada kualitas produk. Melakukan evaluasi pengurangan biaya secara berkala akan membuat operasi perusahaan lebih efisien dan untuk meningkatkan keuntungan.
Strategi yang satu ini juga dapat mengurangi biaya operasi sambil meningkatkan produktivitas, memungkinkan untuk re-alokasi biaya untuk tujuan yang lebih strategis.
Lebih dari itu, strategi pengurangan biaya semacam ini memberikan manfaat tambahan kepada seluruh sendi bisnis dengan menghilangkan pemborosan, mempercepat proses, serta memanfaatkan sumber daya secara efektif.
Setidaknya ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam menjalankan upaya penurunan biaya perusahaan di antaranya adalah sebagai berikut:
- Melakukan penurunan biaya produksi. Modal merupakan kebutuhan utama dalam kegiatan produksi dan anggaran ini harus mencukupi hingga pada tahap pengembangan hingga pertumbuhan perusahaan seoptimal mungkin. Apapun alasannya, pada saat perusahaan sedang menjalankan cost reduction maka biaya produksi ini sudah termasuk di dalamnya.
- Melakukan penurunan jumlah produk. Mengurangi jumlah produk yang akan dipasarkan perlu dilakukan, sehingga langkah penurunan biaya akan menjadi lebih efektif dan mudah tercapai. Hal ini sangat erat kaitannya dengan penurunan biaya produksi untuk tetap menjaga kualitas produk, jadi akan lebih baik kalau jumlah produk juga dikurangi sesuai dengan ketersediaan biaya produksi.
- Melakukan penurunan nilai investasi. Investasi merupakan tabungan bisnis yang untuk memaksimalkan keuangan yang ada dalam perusahaan. Dalam melaksanakan strategi cost reduction, maka angka investasi yang dilakukan oleh perusahaan biasanya harus dikurangi. Ini adalah akibat pemaksimalan dana yang digunakan untuk menjalankan proses produksi.
Baca juga: Apakah Sebuah Bisnis Memerlukan Sistem Akuntansi Digital?
Langkah-Langkah Cost Reduction dalam Bisnis
Nah, kamu bisa melakukan langkah-langkah di bawah ini untuk menekan pemborosan atau cost reduction dalam operasional bisnis:
- Meningkatkan Produktivitas. Perusahaan bisa meningkatkan kinerja karyawan dengan menggunakan bantuan alat pendukung yang memungkinkan mereka membuat keputusan yang lebih tepat.
- Otomasi. Perusahaan juga bisa melakukan otomasi sejumlah pekerjaan dengan memakai teknologi informasi, mesin bahkan robot.
- Dorong Efisiensi. Sejumlah piranti yang sudah efektif sebaiknya harus segera diganti. Contohnya, laptop yang lambat harus segera diperbarui dengan model terbaru yang lebih cepat dengan pemakaian daya yang lebih kecil.
- Kontrol Kualitas. Menekan biaya kualitas produk yang buruk bisa dilakukan melalui proses identifikasi sedini mungkin.
- Eliminasi Sisa. Waste elimination atau menghilangkan sisa-sisa dalam inventaris yang menumpuk, transportasi berlebih, hingga kegiatan tidak krusial juga perlu dilakukan demi cost reduction.
- Alih Daya. Upaya pengalihdayaan atau outsourcing bisa dilakukan di bidang tertentu, di mana perusahaan tidak mampu mengelolanya sendiri. Contohnya, bisnis manufaktur bisa menyerahkan pekerjaan bersih-bersih pabrik atau gedung kepada pihak ketiga.
Baca juga: iSeller Produk Update: Dukung Kelancaran Bisnismu!
Cost cutting dan cost reduction akan efektif untuk bisnis atau perusahaan jika diterapkan dalam momen dan kultur yang tepat. Cost cutting sangat tidak direkomendasikan saat ekonomi perusahaan maupun kondisi nasional sedang baik-baik saja. Ini karena cost cutting bukan untuk menghemat biaya perusahaan secara berkala, tapi hanya dilakukan secara one-time.
Sementara itu, cost reduction memungkinkan dilakukan industri kapan saja sesuai dengan kebutuhan finansial. Tapi, ini perlu terus dipantau supaya produksi tetap berjalan optimal dengan sejumlah pemangkasan biaya. Meski begitu, upaya expense reduction atau pengurangan biaya butuh perubahan budaya perusahaan yang kadang memakan waktu yang cukup lama.
Bisnis yang tidak siap dengan cost reduction, biasanya akan melakukan cost cutting di saat krisis ekonomi sebagai jalan pintas mengamankan finansial. Apapun itu, menjalankan bisnis berarti kamu harus punya pembukuan yang lengkap dan akurat.
Kini, kamu bisa memanfaatkan teknologi sehingga tidak perlu lagi mencatat arus keuangan bisnis secara manual. Dengan menggunakan software khusus, setiap pembukuan keuangan akan lebih rapi dan bisa dicek kapan saja. Setiap kebutuhan pembukuan yang kamu perlukan dalam bisnis kamu akan tersedia pada iSeller. Yuk, registrasi sekarang dan ketahui bagaimana iSeller akan membantumu dalam menjalankan bisnis dengan lancar dan sukses.