Penuh Inovasi, Ini Berbagai Fakta Mengenai Perusahaan Startup - iSeller Blog

Penuh Inovasi, Ini Berbagai Fakta Mengenai Perusahaan Startup

Perusahaan Startup

Di tahun 2020, saluran televisi asal Korea Selatan TVN merilis drama berjudul Start Up yang menerima banyak pujian dan mendapat banyak penonton dari pecinta drama Korea di seluruh dunia. Drama yang dibintangi oleh Bae Suzy, Nam Joo Hyuk, Kim Seon Ho, dan Kang Ha Na ini bercerita mengenai tokoh Seo Dal Mi yang bermimpi menjadi seorang pengusaha seperti Steve Jobs dan merintis perusahaan startup bernama Sandbox.

Walaupun turut disertai kisah-kisah romansa, drama Start Up mampu menjadi representasi “jatuh-bangunnya” sebuah bisnis startup atau usaha rintisan. Selain itu, serial ini menjadi bukti bahwa semakin banyak anak muda yang penuh dengan inovasi untuk membangun sebuah bisnis.

Sama-sama sebuah perusahaan, beberapa orang masih belum tahu apa itu perusahaan startup dan perbedaannya dengan perusahaan konvensional yang telah berkembang sejak lama. Ingin tahu seluk-beluk serta perkembangan perusahaan rintisan? Yuk langsung saja simak selengkapnya melalui artikel berikut ini.

Baca Juga: 7 Tips Memajukan Bisnis E Commerce Hingga Meroket, Catat Ya!

Definisi Perusahaan Startup

Perkembangan teknologi dan ekonomi yang cukup masif membuat masyarakat Indonesia mengambil langkah pasti dan inovatif, sehingga terbentuklah banyak perusahaan startup. Negara di Amerika Utara telah lebih dulu memulai jenis bisnis yang satu ini. Startup mengandalkan sistem online yang cukup kuat untuk operasional mereka.

Mengutip laman Forbes Advisor, perusahaan startup adalah perusahaan baru yang berdiri untuk mengembangkan produk atau layanan yang berbeda dari sebelumnya kepada pasar. Gagasan ini terencana dan berdampak nyata untuk kemudahan konsumen atau mitra. Anda dapat menganalogikan bisnis rintisan seperti remaja yang melakukan pencarian jati diri, sebab startup memang masih dalam tahap eksplorasi produk, model bisnis, pelayanan, target pasar, dan lainnya.

Berakar pada inovasi, sebuah bisnis rintisan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan produk yang telah ada atau menciptakan kategori baru terkait produk atau layanan. Karena menganut cara berpikir yang berbeda ini, industri kompetitor yang telah berdiri jauh lebih lama menyebut mereka sebagai “disruptor” atau “pengganggu”.

“Jatuh-Bangun” Perusahaan Startup

Melihat latar belakang sejarahnya, perusahaan startup telah menjadi fenomena tersendiri. Berdasarkan laman Faster Capital, lebih dari dua puluh abad, struktur perusahaan korporat menjadi pemimpin dalam dunia bisnis. Seperti yang Anda tahu, hierarki dalam perusahaan korporat menggunakan pendekatan dari atas ke bawah. Tentu cara ini membawa nilai positif, seperti memunculkan stabilitas perusahaan. Namun, karena model yang berulang ini, struktur konvensional relatif jauh dari inovasi dan perubahan signifikan.

Di tahun 1970 hingga 1980-an, perubahan terjadi. Para generasi baru mulai mengatur nilai dan cita-cita. Mereka berani mengambil resiko dan melewati tantangan untuk membuat sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Pada tahap inilah kemunculan budaya startup dimulai.

Unjuk gigi keterampilan merintis bisnis banyak terjadi di area Silicon Valley, yang mana saat ini menjadi tempat bersarangnya perusahaan startup berbasis teknologi dan informasi di Amerika Serikat. Waktu itu, para pemodal berlomba-lomba menggelontorkan investasi yang cukup besar dalam usaha baru. Jadi, perkembangan startup kian meningkat seiring berjalannya waktu.

Perkembangan teknologi menjadi salah satu tonggak kesuksesan perusahaan rintisan yang disebut “The dot com boom”, yang muncul pada pertengahan 1990-an sampai awal tahun 2000-an. Mulailah investor tertarik mengeluarkan investasi yang lebih banyak lagi hingga menyebabkan harga saham naik. Karena hal yang dianggap “berlebihan” ini, banyak startup yang gulung tikar karena tidak ada lagi suntikan dana. Kegagalan menyebabkam investor kehilangan kepercayaan.

Kini, berkat teknologi, para inovator membentuk ekosistem startup baru. Contohnya seperti Amazon Web Services (AWS) yang menyediakan layanan cloud (awan), sehingga startup dapat meningkatkan operasional mereka dengan cepat tanpa harus investasi besar-besaran untuk infrastruktur. Karena media sosial juga, sebuah bisnis bisa tetap terkoneksi dengan pelanggan dan menyebarkan brand awareness secara efisien.

Kategori Perusahaan Startup yang Berkembang di Dunia

Di Indonesia, ada sekitar 2.300 startup yang berdiri dan menjadi yang terbanyak di Asia Tenggara. Dari ribuan bisnis rintisan ini, banyak diantaranya yang sudah menyandang gelar “Unicorn” dan “Decacorn”. Tapi, startup punya satu jenis lainnya, yaitu “Hectocorn”. Lalu, apa perbedaan dari ketiga jenis tersebut?

1. Unicorn

Istilah unicorn merujuk pada bisnis startup yang telah memiliki valuasi pasar lebih dari satu miliar dolar AS dan diperkenalkan pertama kali oleh investor venture capital bernama Aileen Lee. Bila sebuah perusahaan mencapai unicorn, ini menunjukkan adanya tingkat pertumbuhan dan potensi yang luar biasa. Di Indonesia, beberapa perusahaan yang mendapa istilah ini adalah Bukalapak, Blibli, dan OVO.

2. Decacorn

Kalau sebuah perusahaan mencapai nilai valuasi pasar lebih dari 10 miliar dolar AS, berarti ia dapat dikatakan sebuah startup jenis decacorn. Sebagai contoh, perusahaan layanan Gojek mencapai tingkat ini di tahun 2019.

3. Hectocorn

Hectocorn belum sepopuler kedua jenis lainnya, tetapi merujuk kepada bisnis rintisan dengan valuasi pasar lebih dari 100 miliar dolar AS. Jumlah yang sangat besar ini belum mampu diraih oleh banyak perusahaan. Namun, ada beberapa perusahaan yang telah sukses mencapai status ini, yaitu ByteDance (rumah dari media sosial TikTok), Google, dan Microsoft.

Baca Juga: Panduan Proses Bisnis: Pengertian, Jenis, dan Tahapannya

Kesimpulan:

Perusahaan startup memiliki peran yang signifikan dalam dunia bisnis modern. Seiring dengan inovasi dan teknologi yang terus berkembang, bisnis startup menjadi motor penggerak bagi transformasi ekonomi dan sosial. Sebagai kesatuan bisnis yang inovatif dan penghasil nilai pasar yang cukup besar, startup mampu membangun citra sebagai agen potensial dalam bisnis yang bisa menciptakan solusi baru dan membawa perubahan positif bagi masyarakat dunia.

Leave a Reply

Discover more from iSeller Blog

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading