Dalam pergerakan bisnis yang terus mengalami perubahan, perusahaan sering kali dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka untuk mengalami transformasi identitas atau rebranding. Rebranding adalah proses penyesuaian ulang sebuah merek, baik itu perubahan nama atau logo. Fenomena ini bukan hanya transformasi semata, tapi juga merepresentasikan pergeseran filosofi, nilai, dan strategi.
Dalam artikel ini, Anda akan mengetahui lebih jauh apa itu rebranding, menelusuri motivasi di baliknya, hingga apa saja yang perlu dilakukan agar “wajah baru” milik brand Anda dapat dikenal luas oleh konsumen. Simak penjelasannya berikut ini, ya!
Rebranding adalah…
Apakah Anda pernah melihat sebuah merek yang Anda sukai melakukan perubahan dalam produk atau layanannya? Entah itu seperti tampilan kemasan, maskot produk, atau logonya yang tampak berbeda? Sebenarnya, peristiwa tersebut merupakan strategi rebranding perusahaan agar apa yang mereka tawarkan dapat tetap relevan dengan zaman dan target audiens.
Dalam buku Retail Rebranded: 27 Secrets of Market Leaders karya Angie Bell, rebranding adalah pembaruan dari citra suatu perusahaan atau merek yang ditujukan kepada stakeholder eksternal seperti konsumen dan penyuplai. Perubahan identitas ini penting untuk pelanggan dan supplier, tapi edukasi terkait rebranding juga harus diberikan kepada staff dan pemilik, karena mereka yang nantinya menjadi menjadi garda terdepan untuk mewakili citra, visi, dan misi sebuah produk atau layanan.
Komponen yang perlu Anda pertimbangkan untuk di rebranding contohnya seperti nama produk, logo atau identitas visual, desain kemasan, pesan pemasaran (tagline, slogan, nilai-nilai brand), dan strategi pemasaran.
Baca Juga: Rahasia Bangun Brand Awareness untuk Kesuksesan Bisnis
Kapan Harus Melakukan Rebranding?
Ketika melihat pergantian ikon, visi-misi, atau kemasan makanan yang berubah, mungkin penggemar produk atau layanan akan bertanya-tanya mengapa sebuah merek harus mengganti elemen yang telah melekat selama bertahun-tahun. Namun, rebranding adalah sebuah cara yang perlu diterapkan agar bisnis bisa tumbuh dengan pesat. Ada sepuluh alasan yang membuat rebranding adalah suatu hal yang perlu dilakukan seperti yang dikutip dari laman Handle:
1. Produk atau Layanan Baru
Pemrosesan produk atau layanan baru terasa mengasyikkan. Ini tentu akan memancing perhatian banyak masyarakat dan merubah pasar. Namun, perusahaan perlu berusaha lebih untuk merefleksikan pembaruan ini dalam branding mereka. Mungkin Anda perlu strategi baru untuk memperkenalkan produk baru.
2. Keterlibatan Pelanggan Mulai Merosot
Sebuah brand bisa bertahan lama karena taktiknya yang luar biasa, beda, dan cukup sulit. Tapi, tetap ada probabilitas di mana produk tiba-tiba kurang diminati oleh pelanggan, terlebih ketika muncul produk serupa. Situasi ini cukup lumrah ditemui di dunia bisnis.
Jika Anda mulai melihat penurunan keterlibatan pelanggan, inilah saatnya untuk mulai perombakan. Dalam hal ini, rebranding seperti jalan keluar yang memberikan peluang cukup besar untuk kembali bangkit dari ketidakjelasan.
3. Reputasi Buruk
Ketika merek terpapar reputasi buruk, maka dampaknya akan berlanjut ke operasional bisnis. Situasi yang merugikan ini perlu “diobati” dengan rebranding, sebab ini seperti satu-satunya pilihan yang diharapkan bisa menghilangkan jejak negatif terhadap merek. Namun, penting untuk Anda ketahui bahwa perubahan harus terjadi di seluruh aspek, baik nama, logo, bahkan prinsip yang dijunjung tinggi oleh perusahaan.
4. Penyatuan, Pemisahan, dan Akuisisi Perusahaan
Perubahan dalam perusahaan pasti akan memicu perubahan. Contohnya seperti kasus pemisahan perusahaan. Perusahaan yang tidak lagi menjadi bagian harus mengembangkan merek barunya untuk memperjelas status baru mereka.
5. Diferensiasi
Kompetisi adalah bagian aktivitas bisnis. Mungkin, rival Anda memiliki tagline atau logo yang mirip bahkan sama. Jadi, sebagai pembeda, Anda melakukan rebranding sebagai pembeda.
6. Internasionalisasi
Bukan tak mungkin untuk sebuah merek berekspansi ke tingkat yang lebih luas, jadi perusahaan melakukan rebranding. Citra perusahaan Anda sudah pasti disukai konsumen dalam negeri, tapi bagaimana dengan calon pelanggan di negara lain? Nah, rebranding adalah salah satu cara untuk mencuri hati mereka melalui citra yang baru dan sesuai dengan peraturan, tren, atau kultur negara tersebut.
7. Kesalahan Konsistensi
Pencitraan merek kembali perlu dilakukan apabila perusahaan tidak lagi fokus dengan nilai yang sangat berbeda dari pertama kali muncul ke publik. Hal ini untuk memelihara konsistensi akan produk atau layanan.
8. Audiens Baru
Apakah Anda ingin menjangkau lebih banyak pelanggan? Sebuah brand perlu rebranding agar lebih relate dengan identitas konsumen.
9. Perubahan CEO
Seringkali, eksekutif tertinggi perusahaan ingin adanya hawa baru melalui rebranding. Pemimpin yang sukses akan memberikan direksi yang jelas dan diharapkan membawa pengaruh baik bagi brand nya.
10. Produk atau Layanan yang Terlalu Kuat
Sebuah perusahaan biasanya memiliki banyak produk atau layanan yang berbeda. Namun, ada kalanya sebuah produk lebih dikenal masyarakat ketimbang produk atau layanan lainnya yang juga berkualitas. Jadi, rebranding patut menjadi pertimbangan agar produk lain juga punya pelanggan setia.
Bagaimana Cara Rebranding?
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam proses rebranding, tergantung pada situasi dan tujuan perusahaan. Berikut adalah beberapa strategi umum yang sering digunakan:
1. Analisis Mendalam
Langkah pertama dalam rebranding adalah melakukan analisis menyeluruh terhadap merek saat ini, pasar, pesaing, dan tren industri. Ini membantu perusahaan untuk memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada.
2. Perubahan Logo dan Identitas Visual
Kadang-kadang, rebranding melibatkan pembaharuan logo, palet warna, desain grafis, dan elemen identitas visual lainnya. Tujuannya adalah untuk menciptakan tampilan yang lebih modern, relevan, atau memperjelas pesan merek.
3. Pembaruan Nilai dan Filosofi Merek
Perusahaan dapat memutuskan untuk memperbarui nilai-nilai dan filosofi merek mereka untuk mencerminkan perubahan dalam pasar atau pergeseran budaya. Ini bisa melibatkan perubahan misi, visi, atau pesan merek yang lebih sesuai dengan tujuan yang baru.
4. Peningkatan Pengalaman Pelanggan
Salah satu strategi rebranding yang efektif adalah fokus pada peningkatan pengalaman pelanggan. Prosesnya bisa melibatkan pembaruan produk atau layanan, pembaharuan situs web atau aplikasi, atau peningkatan dalam proses pelayanan pelanggan.
5. Segmentasi Pasar Ulang
Perusahaan dapat memutuskan untuk menyasar segmen pasar yang berbeda atau menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk menjangkau audiens yang baru. Segmentasi pasar ulang mencakup penyesuaian dalam strategi komunikasi atau penargetan iklan.
6. Mengkomunikasikan Perubahan
Penting untuk secara efektif mengkomunikasikan perubahan kepada pelanggan, karyawan, dan pihak terkait lainnya. Komunikasi tentang adanya pembaruan dilakukan melalui kampanye pemasaran, media sosial, situs web, atau komunikasi internal.
7. Evaluasi dan Penyesuaian
Rebranding bukanlah proses yang statis. Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi dampaknya. Jika perlu, perusahaan harus siap untuk melakukan penyesuaian atau perbaikan tambahan untuk memastikan kesuksesan rebranding dalam jangka panjang.
Setiap strategi rebranding harus disesuaikan dengan konteks dan tujuan spesifik perusahaan, serta mempertimbangkan dampaknya terhadap semua pemangku kepentingan.
Baca Juga: Brand Activation adalah Tren Pemasaran Terkini? Mari Cari Tahu!
Kesimpulan:
Dalam era yang terus berkembang dan berubah dengan cepat, rebranding adalah alat yang sangat penting bagi perusahaan untuk mempertahankan relevansi dan daya saing mereka. Sebagai sebuah proses yang kompleks dan strategis, rebranding membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang pasar, pesaing, dan tren industri. Dengan memahami esensi rebranding sebagai langkah menuju perubahan yang lebih baik, perusahaan dapat memanfaatkannya sebagai peluang untuk mengubah citra, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang terus berubah.
Rebranding juga dapat terjadi ketika produk yang Anda jual kurang ramai peminat dan jumlah penjualan menurun. Jadi, data terkait penjualan produk harus dapat diakses dengan mudah supaya Anda tahu kapan waktu yang tepat untuk memoles produk jadi lebih baik.
Gunakan POS System dari iSeller untuk menjangkau seluruh metrik sales. Pemantauan **juga bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja melalui gawai Anda. Atur juga inventori produk dan pengelolaan pelanggan untuk aktivitas bisnis yang lebih baik.
Tertarik dengan fitur dan produk iSeller? Mari COBA GRATIS sekarang juga!