Perjalanan bisnis tak selalu menemui titik terang. Peluang mendapat laba sudah tentu ada, tapi kerugian juga bisa datang kapan saja. Misalnya ketika produk atau layanan tertentu tak laku keras di pasaran, padahal biaya produksi sudah sangat besar. Maka dari itu, perusahaan memerlukan dokumen informasi profit dan kerugian melalui laporan laba rugi perusahaan dagang.
Paham akan esensi laporan laba rugi menjadi dasar yang tak boleh tergantikan bagi para pemangku kepentingan perusahaan dagang. Untuk itu, ketahui secara mendalam apa-apa saja yang perlu ada di dalam laporan ini dan panduan terpadu untuk membuatnya dalam artikel ini!
Pastikan Anda menyimaknya hingga akhir, ya!
Definisi Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang

Laporan laba rugi perusahaan dagang (dikenal juga sebagai profit and loss statement atau income statement) merupakan bagian dari catatan keuangan perusahaan yang paling vital. Mengapa begitu? Sebab melalui dokumen tersebut, Anda mengetahui kondisi perusahaan secara detail, apakah sedang mengalami keuntungan atau malah merugi.
Selain mengandung informasi perihal pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan, laporan laba rugi perusahaan dagang juga sebuah cerminan aktivitas operasional dan keuangan bisnis dalam periode tertentu. Apalagi, Anda pun mampu melihat berbagai tantangan eksternal dan internal yang akan memengaruhi profitabilitasnya.
Baca Juga: Kuasai 3 Tips Menyusun Laporan Penjualan untuk Bisnis Kamu
Poin-poin Penting yang Harus Tercantum di Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang

Sama seperti dokumen perusahaan yang lain, laporan laba rugi memiliki peranan penting. Pembuatannya tak bisa sembarangan, harus berlandaskan data valid, dan penuh ketelitian. Kesahihan dokumen nanti akan dibuktikan. Jadi, buatlah laporan ini setransparan mungkin agar hasilnya sesuai dengan situasi bisnis yang tengah Anda jalani.
Sebagai persiapan, Anda memerlukan unsur-unsur pembentuk laporan laba rugi, yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan Penjualan (Revenue)
Poin pertama adalah pastikan Anda memiliki data mengenai pendapatan penjualan atau revenue. Revenue ini adalah jenis pemasukan yang bersumber dari operasional utama bisnis.
Misalnya, perusahaan Anda bergerak di industri makanan ringan. Maka, pendapatan pokok berasal dari penjualan produk makanan ringan di kurun waktu tertentu. Pendapatan penjualan meliputi nilai jual barang atau jasa sebelum dikurangi potongan, retur, dan diskon.
2. Beban atau Biaya Operasional (Expenses)
Unsur berikutnya yang menjadi bahan pertimbangan adalah beban atau expenses. Beban ini merujuk pada nominal yang wajib dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan operasional bisnis. Sehingga, expenses harus dilakukan secara berkala.
Anda yang menjalankan bisnis pasti telah familiar dengan apa-apa saja yang harus dibayar. Contoh nyatanya seperti biaya produksi, gaji karyawan, asuransi, sewa bangunan, perawatan peralatan bisnis, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan usaha.
3. Laba (Profit)
Sisipkan informasi laba atau perolehan keuntungan yang timbul selama menjalankan bisnis di suatu periode. Laba memiliki beberapa jenis yang dibedakan atas penghitungannya, yaitu:
- Laba kotor: merupakan hasil dari selisih antara pendapatan penjualan dan harga utama penjualan. Laba kotor adalah representasi dari peluang laba bisnis sebelum mempertimbangkan biaya lainnya.
- Laba operasi: laba ini ialah hasil pengurangan antara laba kotor dan total biaya operasional. Fungsinya sebagai cerminan profitabilitas dari kegiatan inti perusahaan dagang setelah memperhitungkan semua biaya aktivitas bisnis.
- Laba bersih: laba bersih adalah laba akhir setelah mempertimbangkan pendapatan, biaya, dan pajak. Laba bersih menunjukkan profitabilitas bersih setelah memperhitungkan segala faktor yang memengaruhi kinerja keuangan.
- Laba bersih setelah pajak: ialah hasil setelah memperhitungkan pajak penghasilan. Jika hasilnya positif, maka itu menunjukkan laba bersih. Sebaliknya, bila jumlahnya negatif, Anda mendapatkan data soal rugi bersih.
4. Kerugian (Loss)
Kerugian adalah ketika perusahaan hanya mendapat laba sedikit dibandingkan dengan bebas yang dikeluarkan. Situasi ini bisa saja terjadi saat bisnis mengalami penurunan ekuitas.
Kenali Dua Metode Penyusunan Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang

Terdapat dua metode dan rangkaian tahapannya untuk menggambarkan kinerja keuangan perusahaan secara akurat. Metode di bawah ini memiliki tahapan sistematis dan perlu Anda ketahui lebih lanjut.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode pembuatan laporan laba rugi perusahaan dagang:
1. Sistem Single Step
Metode pertama yang dapat Anda coba adalah laporan laba rugi single step. Serupa dengan namanya, sifat laporan ini lebih simpel dan hanya membutuhkan lebih sedikit elemen penyusunnya. Metode single step cocok untuk pembuatan dokumen laba rugi bisnis skala kecil dan menengah.
Di dalam sistem ini, sisipkan segala laba dan jenis pendapatan perusahaan. Setelah itu, barulah Anda dapat menambahkan jenis biaya operasional dan kerugiannya.
Kemudian, hitunglah selisih laba, pemasukan, kerugian, dan beban untuk mendapatkan laba kotor. Nah, laba kotor ini harus diselisihkan dengan pajak penghasilan guna menemukan jumlah laba bersih perusahaan.
2. Sistem Multiple Step
Jika ada jenis single, maka ada pula tipe multiple yang membutuhkan lebih banyak proses dan unsur pembentuknya. Laporan ini dibuat dengan memisahkan transaksi operasional dan yang bukan operasional bisnis. Setelah itu, bandingkan beban dan pendapatan yang memiliki keterkaitan erat.
Bila Anda memutuskan untuk menggunakan metode yang satu ini, perhatikan beberapa elemen di bawah, yaitu:
- Pendapatan bersih: ialah segenap penghasilan bisnis. Untuk menghitungnya, selisihkan pendapatan kotor dengan beban, retur, tunjangan, dan potongan.
- Harga Pokok Penjualan (HPP): merupakan biaya langsung yang dikeluarkan perusahaan guna kebutuhan produksi atau mendapat barang yang dijual. Ini meliputi dana bahan bak, tenaga kerja, dan biaya overhead produksi.
- Laba kotor: laba yang akan muncul jika Anda menghitung selisih penjualan bersih dengan HPP.
- Biaya operasional: dikategorikan menjadi dua, yakni biaya administrasi dan biaya penjualan.
- Pendapatan operasional: kurangi laba kotor dengan biaya operasional untuk mencari jumlah pendapatan operasional perusahaan.
- Laba bersih: hasil laba bersih dapat Anda peroleh dari pengurangan laba kotor dengan beban usaha.
Baca Juga: 6 Langkah Membuat Pembukuan Umum, Sudah Kamu Terapkan?
Gunakan iSeller Sebagai Teman Bisnis Anda!
iSeller menyediakan fitur laporan laba rugi dan analitik penjualan yang akan memudahkan Anda dalam mengelola bisnis. Semuanya tersedia secara otomatis, rapi, dan cepat karena sistem canggih yang berbasis AI dari iSeller. Deteksi kapan saja inventori produk Anda dan ketahui produk apa saja yang laris terjual!
Bagaimana? Bisnis Anda terlihat lebih mudah bukan dengan iSeller? Bergabunglah bersama pebisnis sukses lainnya dengan COBA GRATIS atau ketahui informasi seputar produk dan fitur selengkapnya di sini!