Salah satu konsep perhitungan yang wajib dipahami semua pebisnis termasuk kamu yang membaca artikel ini adalah apa yang disebut break even point atau BEP. Pemahaman akan konsep dan cara menghitung BEP wajib dimiliki dasarnya, sehingga keputusan strategis tidak salah diambil.
Bayangkan jika kamu dihadapkan pada keputusan penentuan harga produk di pasar, kemudian kamu melakukan kesalahan dengan menetapkannya terlalu rendah. Bisnis akan menghadapi kerugian, dan bukan tidak mungkin, juga kekacauan secara finansial.
Tapi ini bisa diminimalisir ketika kamu tahu benar target pendapatan minimal agar bisa menutup seluruh modal yang sudah dikeluarkan, bukan demikian?
Baca juga: Lihat 6 Tips Kelola Cash Flow dengan Bijak di Sini!
Pengertian dari BEP
Break even point atau BEP adalah titik perhitungan pendapatan yang harus didapatkan perusahaan agar modal yang sudah dikeluarkan bisa kembali. Pada dasarnya, ketika BEP tercapai, perusahaan tidak mengalami keuntungan, karena perusahaan baru bisa ‘balik modal’.
Sedikitnya ada lima elemen dalam BEP yang harus kamu perhatikan.
1. Biaya Tetap
Elemen ini adalah biaya pokok yang selalu dikeluarkan perusahaan, meski perusahaan tidak sedang melakukan proses produksi.
2. Biaya Variabel
Adalah biaya yang mengikuti jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan. Semakin besar jumlah produksi yang dilakukan, maka semakin besar pula biaya variabel yang diperlukan.
3. Biaya Campuran
Merupakan biaya gabungan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini memiliki nilai dasar yang wajib dibayarkan, meski tidak ada aktivitas produksi sama sekali. Saat kamu melakukan produksi, jumlahnya akan naik, sesuai dengan jumlah produksi yang dilakukan.
4. Harga Pokok Penjualan
Elemen harga pokok penjualan sendiri muncul ketika semua biaya dijumlahkan, dan merupakan harga murni yang nominalnya serupa dengan BEP.
5. Margin Laba
Elemen terakhir ini wajib ditambahkan pada harga produk, setelah kamu mendapatkan harga BEP yang dihitung. Margin laba bisa ditetapkan dengan nominal berapapun, sesuai dengan harga produk yang diinginkan.
3 Cara Menghitung BEP dalam Bisnis
Setelah paham tentang konsep BEP dan beberapa elemen yang wajib diperhitungkan saat mencoba mencari nilai BEP ini, maka selanjutnya kamu juga harus tahu tentang tiga cara menghitung BEP dalam sebuah bisnis.
Metode ini nantinya dibedakan menjadi metode BEP per unit, metode BEP per penjualan, dan metode BEP per biaya. Semuanya memiliki dasar perhitungan yang berbeda, dan wajib diketahui secara mendetail agar kamu tahu mana cara hitung yang paling tepat digunakan.
Pertama, Metode BEP per Unit
Metode pertama digunakan sebagai tolak ukur dari nominal biaya tetap, dan kemudian dibagi dengan harga per unit setelah dikurangi biaya variabel. Metode ini tepat saat kamu gunakan untuk mengetahui kontribusi produk per unit pada pencapaian keuntungan atas penjualan produk.
Rumus yang bisa kamu gunakan adalah:
BEP per Unit = Biaya Tetap / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Nilai BEP per unit akan diketahui dari hasil perhitungan dengan rumus di atas.
Kedua, Metode BEP per Penjualan
Berbeda dengan metode pertama tadi, BEP per penjualan adalah hasil dari biaya tetap dibagi dengan selisih antara harga jual dan perbandingan biaya variabel dengan harga total. Untuk menyederhanakannya, kamu bisa lihat rumus berikut:
BEP per Penjualan = Biaya Tetap / (1 – (Total BIaya Variabel / Harga Total)
Ketiga, Metode BEP per Biaya
Terakhir adalah cara menghitung BEP per biaya. BEP yang dihitung akan didasarkan pada biaya pokok yang dikeluarkan, dikurangi margin laba yang diinginkan. Cara ini terbilang salah satu cara paling umum yang digunakan karena rumusnya yang mudah diterapkan.
Rumusnya sendiri adalah sebagai berikut:
BEP per Biaya = (Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel) / Total Unit
Dibandingkan dengan dua rumus sebelumnya, rumus ini dapat dikatakan yang paling mudah diterapkan oleh semua model bisnis. Tapi, penggunaan metode yang berbeda bisa saja terjadi, selama metode yang digunakan benar-benar memenuhi kebutuhan perhitungan yang kamu miliki.
Baca juga: Paham Tentang Laporan Arus Kas, Cermati Komponennya!
Sebagai pemilik bisnis, jelas memahami cara menghitung BEP akan jadi hal mendasar yang wajib dilakukan. Tanpa pemahaman ini, kamu akan sulit menentukan harga jual produk, agar perusahaan mendapatkan keuntungan tapi tetap dengan harga yang bersaing di pasaran.
Setiap metode atau cara hitung yang disajikan di atas bisa kamu coba untuk menemukan angka BEP yang dimiliki bisnis. Setelah itu, angka ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan harga jual, analisis kebutuhan biaya produksi secara total, dan perencanaan strategis lain di masa yang akan datang.
Optimasi Bisnis untuk Masa Depan, Gunakan Partner yang Tepat!
Proyeksi di masa yang akan datang memang menjadi hal yang penting untuk perusahaan, sebab tanpanya bisnis kamu tidak akan memiliki visi yang jelas. Senada dengan pentingnya mengetahui cara menghitung BEP, kamu juga wajib memastikan semua kanal penjualan yang dimiliki bisnis dapat berjalan dengan baik. Untuk urusan ini, iSeller akan menjadi partner handal yang membantu kamu mengoptimalkannya. Dengan bermodalkan sistem yang solid dan kemampuan integrasi yang baik, sistem iSeller dapat membantu optimasi penjualan di setiap titik, baik offline maupun online, sehingga jumlah total penjualan bisa diperoleh dengan tepat. Kombinasikan pemahaman mengenai perhitungan dasar dalam bisnis seperti yang dibahas di atas tadi, dengan teknologi solid yang disediakan iSeller, dan memaksimalkan potensi keuntungan yang bisa Anda peroleh!