Memahami Conversion Rate: Trik Jitu untuk Bisnis Online - iSeller Blog

Memahami Conversion Rate: Trik Jitu untuk Bisnis Online

conversion rate

Bagi digital marketer, Conversion Rate (CR) adalah salah satu alat utama dalam mengukur keberhasilan sebuah kampanye online. Namun, untuk Anda yang punya bisnis, terutama dalam platform online, Anda perlu tahu mengenai tingkat konversi lebih lanjut, terutama untuk merengkuh lebih banyak konsumen potensial dengan upaya yang lebih kecil.

Melalui artikel ini, ketahui lebih lanjut apa itu conversion rate, fungsinya, dan perhitungan mudah yang dapat Anda lakukan. Simak hingga akhir, ya!

Apa Itu Conversion Rate dan Fungsinya dalam Kampanye Pemasaran?

Conversion rate atau tingkat konversi dalam dunia digital marketing merujuk pada rasio persentase antara jumlah pengunjung kampanye yang melakukan tindakan, seperti pembelian, pengisian formulir, atau berlangganan layanan. Secara sederhana, tahap konversi mengukur efektivitas pemasaran daring atau halaman situs Anda dalam membuat pengujung melakukan tindakan yang Anda inginkan.

Alat ukur ini menjadi parameter yang krusial karena menyajikan informasi apakah strategi marketing Anda berfungsi dengan baik atau kurang diinginkan pengguna. Bila konversi menunjukkan kuantitas yang tinggi, berarti kampanya Anda bersifat persuasif. Sementara itu, tingkat konversi rendah menjadi sinyal adanya peninjauan kembali.

Sebagai ilustrasi, Anda memiliki toko kue kering dan lebih banyak menjualnya secara online. Untuk mengoptimalkan penjualan, Anda meluncurkan iklan melalui Google Ads yang nantinya dipajang di halaman tertentu. Beberapa hari kemudian, tingkat konversi naik menjadi 8% berkat teks iklan, elemen visual yang kreatif, dan penawaran yang menarik.

Baca Juga: Sudahkah Kamu Menerapkan Green Marketing? Ini 5 Tujuannya!

Langkah Mudah Menghitung Conversion Rate

Tenang, tidak sulit untuk menilai seberapa efektif strategi Anda. Cukup mengambil beberapa orang yang berinteraksi dengan beberapa bagian konten Anda, seperti dari email blast atau halaman situs. Setelah itu, bagi jumlah pembelian dengan total pengunjung atau interaksi dan kalikan seratus persen. Media seperti Google Ads dan Google Analytics juga membantu Anda untuk jelajah konversi.

Di bawah ini beberapa jenis tingkat konversi yang dapat Anda ukur tergantung tujuan dan jenis interaksi dalam bisnis Anda yang meliputi:

1. Conversion Rate untuk Umum

Perhitungan ini diperuntukkan pada segala jenis tindakan, seperti pembelian, pendaftaran, atau pengunduhan. Rumusnya seperti ini:

Jumlah tindakan yang Anda inginkan / jumlah pengunjung * 100%.

2. Conversion Rate Penjualan

Jenis ini berfokus pada konversi yang menyajikan pendapatan, melingkupi penjualan produk atau layanan. Perhitungannya adalah Jumlah penjualan / jumlah pengunjung * 100%.

3. CR Lead Generation

Lead generation adalah langkah untuk meningkatkan minat calon pembeli terhadap produk atau jasa yang Anda tawarkan. Sudah menjadi bagian utama dari digital marketing karena dapat mengukur efektivitas kampanye dalam memberikan prospek atau “leads” via formulir. Formulanya adalah jumlah formulir yang diisi / jumlah pengunjung * 100%.

4. Tingkat Konversi Klik

Sesuai namanya, CR ini bertujuan untuk mengukur seberapa baik iklan atau tautan mengarahkan pengunjung ke situs web. Gunakan cara di bawah ini:

Jumlah klik pada tautan atau iklan / Jumlah tampilan * 100%.

5. Conversion Rate Halaman

Konversi halaman memberikan Anda pemahaman mengenai tindakan pengunjung di landing page. Perhitungannya adalah jumlah tindakan di halaman tertentu / jumlah pengunjung ke halaman tersebut * 100%.

6. CR Berlangganan

Digunakan untuk mengukur apakah kampanye pemasaran yang Anda lakukan dapat mendongkrak jumlah konsumen atau langganan. Formulanya yaitu jumlah langganan baru / jumlah pengunjung * 100%.

7. Tingkat Konversi Media Sosial

Penting bagi Anda untuk mengetahui interaksi dari pengguna. Ketahui persentase efektivitas pemasaran Anda dengan perhitungan berikut ini:

Jumlah interaksi (suka, bagikan, dan komentar) / jumlah tampilan * 100%.

8. Retargeting dalam Tingkat Konversi

Jenis CR ini melibatkan perbuatan konversi dari user yang sudah ditargetkan kembali dengan iklan setelah sebelumnya mengunjungi situs. Hitunglah dengan cara berikut:

Jumlah konversi dan retargeting / jumlah pengunjung yang Anda targetkan kembali * 100%.

10. Email Marketing Pada Conversion Rate

Ukur efektivitas kampanye email Anda dalam memasarkan produk atau layanan dengan formula di bawah ini:

Jumlah tindakan yang diinginkan dari email / jumlah email yang dikirim * 100%.

Keterangan:

Ikon “/”: bagi

Ikon “*”: kali

Optimasikan Conversion Rate dengan Langkah Ini!

Dalam strategi marketing, optimasi tingkat konversi dilakukan dengan memberi pemugaran minor ataupun makro, tergantung dari perolehan hasil metrik sebelumnya. Mari kulik teknik upaya teknik konversi seperti yang dikutip dari laman Semrush:

1. Sesuaikan Pesan dengan Audiens Anda

Sebelum memilih jenis promosi apa yang akan Anda pilih, pahami lebih dulu karakteristik pelanggan. Istilahnya, ini adalah titik awal nan krusial agar nantinya tidak salah sasaran. Pelajari perilaku target market Anda sebelum merancang iklan atau copywriting. Namun, bila analisis sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda dari sasaran pasar Anda, segera lakukan penyesuaian yang masih relevan dengan penggunaan produk atau layanan.

2. Buat Konten yang Sejalan dengan Ekspektasi Pelanggan

Untuk menaikkan persentase, laman bisnis Anda harus sesuai dengan apa yang diinginkan pelanggan. Jadi pertimbangkan bagaimana mereka sampai di website yang Anda harapkan untuk dioptimasi.

Jika konsumen mengklik sebuah iklan, mereka berekspektasi penuh kepada landing page yang konsisten dengan apa yang mereka lihat di iklan. Sebagai contoh, promosi yang Anda pasang memperlihatkan diskon barang sebesar 30%. Nah, link ke halaman situs juga harus menjanjikan hal yang sama. Bila tidak, pelanggan potensial akan bingung, kecewa, dan tak berminat lagi.

Selain itu, kreativitas dan kontinuitas sangat diutamakan. Buatlah konten yang menarik, memancing keingintahuan pengguna, dan rilis konten secara konsisten.

3. Lakukan Tes

Tes yang dimaksud di sini adalah A/B testing (split testing). Strategi ini menolong Anda dalam mnegidentifikasi apa yang mendorong konversi dan yang tidak di dalam website dengan cepat.

A/B testing adalah perbandingan dan eksperimen yang membagi audiens Anda untuk mengetes variasi dalam kampanye antara dua versi laman yang berbeda. Tujuannya untuk melihat mana cara yang paling efektif. Contohnya seperti headline atau Call to Action (CTA). Metode ini biasa digunakan oleh spesialis pemasaran, web development, dan user experience (UX).

4. Manfaatkan Call to Action (CTA)

Jangan remehkan kekuatan Call to Action (CTA) dalam marketing Anda. Menggunakan cara ini dalam banyak bentuk dan lokasi di laman Anda meningkatkan peluang conversion rate.

Seperti yang kamu lihat pada halaman blog beberapa perusahaan, mereka menyisipkan setidaknya satu CTA di bagian kesimpulan artikel. Untuk membuka kesempatan yang lebih luas, buatlah tombol maupun tulisan Call to Action (CTA) atau dalam bentuk banners.

5. Hapus Distraksi Bila Memungkinkan

Tujuan dari marketing adalah membuat pengguna melakukan pembelian atau setidaknya mendaftar percobaan gratis. Tapi, ketika ada tautan lain seperti navigation bar, bisa jadi mereka tidak jadi membeli. Hindari tulisan atau tombol yang memicu distraksi.

6. Tambah Kecepatan Halaman

Pernahkah Anda membuka sebuah situs yang loading nya begitu lama? Pasti hanya mengundang rasa frustasi. Mungkin bukan gangguan jaringan internet Anda, tapi kecepatan loading laman yang Anda buka terasa berat.

Bila Anda seorang pelaku bisnis, improvisasi website secara berkala wajib dilakukan demi kenyamanan pengunjung. Menurut Google, loading yang baik dan stabil adalah ketika halaman bisa menyajikan kontennya dalam 2.5 detik.

7. Pelajari Hasil Metrik

Menganalisis halaman mana yang paling menguntungkan akan membuatmu melihat trik apa yang bekerja efektif di strategi sebelumnya. Perhatikan juga visual konten, copy, penempatan CTA, tata cara pembelian, tombol navigasi, dan promosi yang berbentuk percakapan.

8. Prioritaskan Konten “Above-the-Fold”

Konten above-the-fold adalah salah satu bentuk promosi dan berfokus pada elemen halaman yang bisa dilihat user tanpa effort berlebih. Gunakan pesan yang memikat, jelas, dan ringkas. Tempatkan CTA di bagian yang mudah terlihat.

9. Jangan Lupakan Headlines dan Subheadings

Anda mungkin pernah terpancing dengan judul headline di berita. Seperti itulah headline yang efektif dan membuat pengguna melakukan sebuah aksi.

Trik menulis headline adalah sisipkan kata aktif, kata kunci yang relevan, dan tekankan manfaat dari layanan atau produk Anda. Tambahkan juga sebuah pertanyaan agar pengunjung lebih tertarik.

Subheadings juga menjadi elemen terpenting dalam penulisan artikel. Dengan sususan yang rapi, pembaca akan nyaman dan mudah mengerti maksud dari sebuah informasi. Baik headline atau subheadings, keduanya ideal untuk A/B testing.

Baca Juga: 50+ Istilah Marketing yang Perlu Kamu Ketahui

Dalam era digital, mengukur dan meningkatkan tingkat konversi menjadi kunci keberhasilan bagi strategi marketing daring Anda. Cara ini bukan hanya statistik belaka, melainkan juga cerminan dari keikutsertaan dan respons pengguna terhadap upaya yang Anda buat. Dengan memahami apa itu conversion rate dan jenis-jenisnya, Anda akan lebih paham menilai kinerja kampanya online dan membuat perubahan strategis untuk bisnis Anda.

Leave a Reply

Discover more from iSeller Blog

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading