Resesi diprediksi bakal hadir di tahun 2023 ini, dan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi perorangan maupun bisnis. Jadi, untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut, sejumlah persiapan finansial perlu dilakukan. Sudahkah kamu tahu bagaimana cara mengelola keuangan usaha?
Sebelum bahas lebih lanjut soal cara mengelola keuangan usaha, pahami dulu apa itu resesi yuk!
Resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi riil tumbuh negatif, atau terjadi penurunan produk domestik bruto selama dua kuartal berturut-turut dalam satu tahun berjalan. Resesi ekonomi bisa menyebabkan terjadinya penurunan semua aktivitas ekonomi seperti keuntungan perusahaan, lapangan kerja, hingga investasi secara bersamaan.
Adapun faktor-faktor penyebab resesi bisa dilihat dari beberapa hal. Di antaranya adalah ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi, pertumbuhan ekonomi yang lambat atau menurun selama dua kuartal berturut-turut, nilai impor jauh lebih besar dibandingkan nilai ekspor, dan tingkat pengangguran yang semakin tinggi.
Ancaman Resesi dan UMKM
Sebetulnya bukan satu dua kali ini saja dunia mengalami resesi. Kamu masih ingat krisis ekonomi yang dialami Indonesia di tahun 1998 silam, kan? Begitu pula di awal masa pandemi, saat sebagian besar masyarakat membatasi mobilitasnya.
Tapi ternyata, ada angin segar untuk pengusaha kecil di tengah isu resesi.
Tahukah kamu, penyaluran kredit ke sektor UMKM (Usaha Menengah Kecil Mikro) saat ini ternyata mengalami pertumbuhan paling tinggi jika dibandingkan sektor lain. Kabar ini membuat para bankir merasa optimis bahwa tren penyaluran kredit ke UMKM masih cukup tinggi sampai 2023, bahkan saat terjadi tekanan resesi global nanti.
Pertumbuhan sektor UMKM dipercaya masih cukup cemerlang di tahun 2023 ini. Indonesia punya potensi basis ekonomi nasional yang cukup kuat karena jumlah UMKM yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja yang sangat besar. Jadi, sektor ini berkontribusi besar dalam pengurangan jumlah pengangguran.
Selain itu, UMKM juga diprediksi bertahan di tengah badai resesi dunia karena ketergantungan yang sangat minim terhadap nilai dolar. Sehingga akibatnya, naik turunnya nilai dolar tidak akan berpengaruh besar terhadap pergerakan UMKM di Indonesia.
Baca juga: Laporan Keuangan Untuk Bisnis Kecil-kecilan Ternyata Sangat Penting
Cara Mengelola Keuangan untuk Mengantisipasi Resesi
Nah, berikut ini adalah cara mengelola keuangan usaha untuk mengantisipasi resesi yang perlu kamu cermati satu per satu!
1. Mengatur Ulang Biaya Operasional
Bertahan atau tidaknya usaha di masa resesi akan sangat bergantung pada kemampuannya dalam mengelola keuangan. Di masa resesi, saat perputaran bisnis berpotensi melambat, kaji ulang biaya operasional yang bisa dipangkas, misalnya mengurangi biaya listrik dengan melakukan penghematan penggunaan perangkat elektronik yang tidak perlu atau mengurangi jam kerja karyawan jika dirasa bisa dilakukan.
Selain itu, kamu perlu mencari alternatif suplai atau penyedia barang dan jasa dengan biaya yang lebih rendah. Dan pastikan untuk menggunakan sumber daya yang ada secara optimal. Berapa pun biaya operasional yang bisa kamu kurangi, hal ini akan sangat berarti bagi arus kas bisnis kamu dan tentunya kelangsungan bisnis seterusnya.
2. Mengurangi Pengeluaran
Mengurangi pengeluaran menjadi salah satu cara ideal untuk hadapi resesi. Caranya adalah menganalisis dan menemukan pengeluaran apa saja yang cenderung boros dan tidak terlalu bermanfaat. Kalau sudah berhasil ditemukan, maka alokasi anggaran pada lini yang cenderung boros bisa mulai dikurangi.
3. Meningkatkan Bargaining Power
Trik yang satu ini bisa diterapkan untuk kamu yang menjalankan bisnis toko atau merchant, khususnya saat berhadapan dengan vendor yang menawarkan konsesi harga yang mahal. Di kondisi resesi, hampir semua vendor akan menawarkan diskon agar produknya laku terjual. Nah, momentum ini bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan potongan harga. Kamu yang punya usaha restoran juga bisa melakukan trik ini saat berhadapan dengan penyuplai bahan, lho!
4. Memberikan Layanan Ekstra untuk Pelanggan Loyal
Kamu pasti punya pelanggan loyal yang secara rutin membeli produk atau jasa kamu, kan? Ingat, satu customer loyal adalah kunci ke customer lainnya. Jadi, rawat hubungan baik dengan pelanggan loyal kamu dengan meningkatkan pelayanan. Strategi ini akan jauh lebih mudah dilakukan dibanding mendapatkan pelanggan baru.
5. Menyuplai Bahan Secara Lokal
Selama resesi, nilai dolar terhadap rupiah akan semakin tinggi karena bank federal Amerika berusaha menarik dana berputar dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Hasilnya, harga-harga produk yang dipatok dengan dolar akan semakin meningkat.
Sebagai solusinya, kamu perlu mencari suplai bahan secara lokal. Semakin kecil ketergantungan usaha kamu dengan barang-barang impor, maka akan semakin besar kemungkinan bisnis kamu bisa bertahan dan bertumbuh.
6. Melakukan Promosi Efektif Secara Online
Promosi produk secara online bisa jadi pilihan yang menarik karena bisa langsung menyasar pada target dengan biaya yang efektif. Kamu perlu membangun website atau kanal media sosial untuk menjelaskan produk kamu. Setelah itu, lakukan promosi produk secara online dengan memasang iklan di media sosial dalam budget dan target yang bisa kamu atur dengan mudah. Jangan lupa pastikan target market yang sesuai dengan produk yang kamu jual, ya!
Baca juga: Memasuki Pertengahan Tahun, Siapkan 5 Hal Ini Untuk Bisnismu
Prediksi akan adanya resesi jangan sampai membuat langkah kamu dalam berbisnis terhenti. Bersiaplah untuk menghadapi situasi dan kondisi secara bijak. Teliti dalam melihat peluang juga bisa membuat kamu sukses mengarungi badai ketidakpastian resesi.
Untuk memudahkan proses jualan secara offline maupun online, kamu perlu mengandalkan iSeller. Kamu bisa mendapat laporan penjualan, stok barang, dan inventaris barang secara otomatis di iSeller. Cukup memasukkan data stok barangmu, maka saat penjualan terjadi di toko, stok barang akan update secara otomatis.
Dijamin, berjualan akan jadi lebih mudah saat semuanya bisa dilakukan secara otomatis. Yuk, coba pakai iSeller sekarang!