Elemen finansial, di semua jenis industri dan bisnis, selalu jadi hal yang krusial dan sifatnya mendasar. Hal yang sama juga berlaku pada bisnis F&B. Mengelola keuangan bisnis dengan baik akan membantu kamu dalam mencapai tujuan yang dimiliki. Salah satu yang harus dipahami dengan baik adalah terkait biaya penyusutan.
Biaya penyusutan sendiri, seperti yang mungkin sudah kamu pahami, adalah bagian dari aset tetap yang dianggap telah digunakan selama periode bisnis berjalan. Value dari aset tetap ini akan menurun seiring penggunaannya, dan dicatat secara bertahap berdasarkan indikator-indikator tertentu.
Baca Juga: Tertarik Bisnis Franchise? 5 Bisnis Berikut Bisa Kamu Lirik!
Fungsi Menghitung Biaya Penyusutan atau Depresiasi
Sebenarnya ada empat fungsi utama menghitung depresiasi yang dialami oleh bisnis.
1. Pendataan Keuntungan
Dengan menghitung biaya penyusutan dan memasukkannya ke dalam laporan, maka penghitungan keuntungan bisnis yang kamu punya bisa dilakukan lebih mudah dan akurat. Dengan begini, maka salah satu fungsi menghitung biaya tersebut adalah membantu perhitungan keuntungan yang didapatkan oleh bisnis.
2. Tahu Harga Awal Aset Tetap
Di sistem akuntansi yang kamu punya, pembelian aset tidak cuma melihat manfaatnya saja tapi juga harga awal aset dan penggunaannya. Perhitungan ini didasarkan pada hak guna kerja dan kepemilikan aset, jadi kamu tahu secara pasti berapa nilai aset yang kamu punya di awal saat membelinya, dan berapa nilainya saat ini.
3. Mengurangi Risiko Kerugian
Kenapa bisa demikian?
Karena dengan perhitungan yang cermat, kamu bisa tahu benar berapa harga yang dikeluarkan untuk membeli aset, berapa nilai depresiasinya, dan berapa pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aset tersebut. Jika perhitungannya sesuai dengan perkiraan awal, maka artinya kamu tidak mengalami kerugian dari aset yang dimaksud.
4. Tahu Nilai Depresiasi Berkala
Fungsi keempat menghitung biaya penyusutan adalah bahwa penurunan nilai dari aset tetap bisa diketahui dari waktu ke waktu, dan bisa menjadi acuan kapan diperlukan perbaikan atau pembelian aset tetap baru untuk menjaga produktivitas dari bisnis F&B yang kamu jalankan sekarang ini.
Empat fungsi di atas jelas penting untuk sebuah bisnis. Ketika tidak dihitung, kamu juga berisiko menemui beberapa permasalahan. Misalnya saja:
- Nilai bisnis yang tidak tepat karena penyusutan yang terjadi tidak termonitor
- Masalah dari sisi pajak, sebab nilai bisnis tidak bisa ditentukan dengan akurat
- Masa pakai aset tidak tepat, yang bisa berujung pada kerusakan total dari aset yang dimiliki
Cukup merepotkan bukan?
Kamu Juga Harus Tahu Cara Menghitungnya
Ada tiga metode besar yang bisa kamu pakai untuk menghitung besaran depresiasi yang dialami oleh bisnis di aset tetap yang ada. Ketiganya adalah metode garis lurus, metode double declining, dan metode unit produksi. Secara singkat berikut rumusnya.
Metode Garis Lurus
Digunakan untuk menghitung biaya penyusutan dengan mengurangkan harga perolehan aset dengan nilai sisa yang diharapkan dan membaginya dengan estimasi masa manfaat aset. Rumusnya:
Depresiasi = (Harga Perolehan Aset – Nilai Sisa yang Diharapkan) / Estimasi Masa Manfaat Aset
Metode Double Declining
Kamu bisa memakai metode ini untuk memperbesar angka penyusutan di awal masa penggunaan aset, dan digunakan dengan asumsi aset mungkin akan anyak digunakan dimasa awal setelah didapatkan. Rumusnya:
Depresiasi = [2 x (Harga Perolehan Aset – Nilai Sisa yang Diharapkan)] / Estimasi Masa Manfaat Aset
Metode Unit Produksi
Ketiga adalah metode unit produksi. Digunakan untuk menghitung depresiasi berdasarkan jumlah unit barang yang dihasilkan oleh bisnis. Rumusnya:
Depresiasi = [(Harta Perolehan Aset – Nilai Sisa yang Diharapkan) / Perkiraan Total Produksi] x Realisasi Produksi
Dalam Konteks Bisnis F&B, Ilustrasinya adalah Sebagai Berikut
Pada konteks bisnis F&B sebenarnya penghitungan biaya penyusutan bisa dilihat pada penggunaan peralatan produksi yang ada di site tempat kamu berjualan. Sebagai ilustrasi, berikut skenarionya.
Kamu memiliki perusahaan yang bergerak di bidang F&B, dengan nama PT. A. Di awal tahun 2021 lalu kamu memutuskan untuk mengakuisisi sebuah mesin packaging seharga Rp250.000.000 dengan biaya instalasi sebesar Rp25.000.000.
Mesin ini rencananya akan disusutkan tanpa sisa dengan estimasi manfaat selama 5 tahun, atau setelah melakukan pengemasan pada 1.000.000 produk. Pada akhir tahun 2022 lalu, tercatat perusahaanmu telah mengemas sedikitnya 200.000 produk, sesuai dengan perencanaan awal.
Dengan informasi ini, biaya penyusutan pada mesin packaging yang kamu alami adalah sebagai berikut.
Metode Garis Lurus
Dengan metode garis lurus, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
[(250.000.000 + 25.000.000) – 0] / 5 = Rp55.000.000
Metode Double Checking
Dengan metode double checking, maka perhitungannya dilakukan dua kali, penyusutan tahun 2021 dan penyusutan tahun 2022.
Penyusutan tahun 2021:
[2 x (250.000.000 + 25.000.000) – 0] / 5 = 110.000.000
Penyusutan tahun 2022:
[2 x (275.000.000 – 110.000.000) – 0] / 5 = 66.000.000
Metode Garis Lurus
Dengan metode garis lurus, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
(200.000 / 1.000.000) x 275.000.000 = 55.000.000
Cukup mudah dipahami bukan?
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa POS System Dipakai di Restoran Cepat Saji
Menghitung biaya penyusutan pada bisnis F&B jadi hal yang penting, karena bisnis ini akan terus melakukan operasional sehingga nilai dari peralatan atau mesin yang dimiliki juga akan terus menurun. Tentu, perhitungannya juga wajib akurat, sehingga nilai dari bisnis yang kamu punya juga selalu aktual, dan berbasis pada data yang solid.
Setelah paham pentingnya perhitungan biaya penyusutan dalam bisnis F&B ini, kamu bisa mulai melakukan pendataan dan perhitungan yang baik. Untuk membantu hal tersebut, kamu bisa menggunakan beragam fitur dari iSeller, POS System dengan modul lengkap yang akan membantu kamu melakukan perhitungan dan pencatatan pada banyak hal. Ajukan COBA GRATIS sekarang, dan rasakan kemudahannya!